Truyen2U.Top - Tên miền mới của Truyen2U.Net. Hãy sử dụng ứng dụng 1.1.1.1 để đọc truyện nhé!

90's

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng






Aku cukup sadar bahwa aku bukan atasan yang cukup digemari oleh karyawan terlebih kelompok divisi beauty and health. Mungkin lebih ke sungkan? Lebih ke takut? Atau entahlah,

menurutku ini karena pada awal masuk pertama kerja. divisi healthy and beauty sudah lama dapat perhatian khusus dari para atasan media bst, jadi ketika di suatu pagi yang cerah seperti hari hari biasanya, secara mendadak di lantai 7 si ketua publisher yang selalu di hindari oleh semua divisi karena ketatnya soal syarat syarat publisher, berdiri berbincang dengan karyawan baru hari itu.

Pengumuman penambahan foreman begitu mendadak, divisi hanya tau penambahan anggota di divisi konten kreator serta fasilitasi, tidak ada yang menyangka perekrutan kemarin juga mengambil orang untuk di masukan dalam penangung jawab paling atas divisi ini. Aku juga baru tahu aku di tempatkan di jejeran foreman, beserta tiga ibu ibu yang sudah desperate dengan divisi ini.

Hadirnya aku bersama Danny membuat semuanya memicingkan matanya terhadapku, di tambah seminggu bekerja pertama, aku sudah mengeluarkan aturan baru yang cukup merubah signifikan lingkungan divisi ini, kebebasan dalam penampilan, atau bisa di bilang tuntutan untuk keeatif. tentu saja berthema kompak, tergantung thema apa yang sedang kami usung bulan ini atau  minggu ini.

Jika berthema kecantikan anak muda yang ingin menunjukan dirinya, maka di wajibkan kami berpenampilan seperti maddie dari euphoria atau gaya remaja lainya. Setiap minggunya mereka semua mendapat selembar summary untuk menjelaskan konsep penampilan mereka selama seminggu. tentu saja karyawan yang totalitas akan berpotensi besar menjadi karyawan terbaik bulan itu.

sedikit aneh melihat divisi ini yang bergelut di bidang kesehatan juga kecantikan namun mereka sendiri bekerja seperti robot, lingkungan yang jelek cenderung gelap, tidak ada kretifitas, atau sebuah kesehatan yang memancarkan auta positif. Bagaimana juga kita bisa membuat acara untuk menyebarkan sebuah kesehatan dan kecantikan yang saling terkait namun kami sendiri seperti orang gila kerja yang muram. Aku jadi mengerti mengapa divisi ini selalu berada di urutan paling bawah untuk soal rangking divisi of the month.

Ada banyak jalan sebelum aku mengeluarkan aturan baru ini, aturan sebuah perubahaan. Mengobrol sampai larut dalam seminggu dengan tiga perempuan yang memiliki pemikiran yang sangat sangat hebat, alias patner patner foreman lainya. Lalu penulisan proposal untuk di ajukan kepala kepala program, yang mungkin di baca proposalnya hingga tangan Yogi. Walau cukup memakan waktuku, setidaknya hal ini berhasil.

Divisi yang sudah bangkrut berdebu ini mulai terlihat hidup dan bewarna, bahkan menjadi sebuah gossip hangat di kantor karena kesentrikan kami dalam berpakaian. Diantara orang berkerah, anggota divisi kami yang belum terlalu banyak malah datang dengan kaos yoga serta martrass pilates. Kadang datang dengan kebaya, atau baju tidur.

tentu saja harus menyentrik atau pengurangan point ^^

Jadi begitu lah karyawan karyawan sedikit sungkan padaku, tapi sepertinya untuk foreman memang selalu di segani oleh anggota lainya, dahulu saat masih di pekerjaan sebelumnya aku juga sedikit berkeringat dingin jika salah satu anggota foreman tiba tiba masuk dan mengawasi team ku.

Setidaknya itu lebih baik dari pada kondisi cezka yang jauh lebih lama berada di kantor ini.

Hari ini aku sengaja datang siang, sudah berkabar dengan senior senior di teamku. toh mereka semua juga kadang datang pukul sembilan atau sepuluh, sesuka hati. sebagai balasanya kami selalu pulang lebih larut untuk mendiskusikan soal evaluasi evaluasi dari target kami.

Dengan berthema gaya 90's. Menggunakan dress manis berwarna putih dengan motif bunga bunga, sepatu pantofole putih berhak yang mengemas stoking selututku yang transparant putih dengan renda renda. Rambutku di biarkan tegerai, aku hanya beri bando ala ala tahun 90's untuk mempercantiknya. Lipstik mate overlip bewarna maroon mungkin menjadi makeup lips terbold yang pernah aku pakai ke kantor. Kini aku seperti ibu ibu muda tahun 90 silam yang hendak berbelanja di musim panas.

melintasi lobby yang megah begitu besar, mataku tertuju pada sebuah ornamen baru di dekat meja resepsionis yang pegawainya selalu tersenyum kepada siapa saja. Ada sebuah lukisan abstrak tentang taman bunga landai, cukup indah hingga mataku terkunci memperhatikanya.

tapi itu tidak lama akibat dari arah sebrang aku melihat Lyodra, perempuan berrok pendek serta kemeja hitam di atasnya. Perempuan itu sedang mengangkat dua kardus, wajahnya biasa saja hingga mata kami bertautan, ia memandangku sinis—merendahkan malah sepertinya.

aku tahu perempuan bermasalah ini, salah satu dari pengikut fanatik Marava, mantan boss cezka yang keluar, lalu tim atas divisi program tidak terima bahwa cezka yang akan mengantikanya. ah kecuali pak chandra, bapak itu baik sepertinya akan tetap berada di sisi cezka.

hal gilanya adalah pengikut fanatik marava ikut resign saat tahu cezka akan menjadi pemimpin kepompok mereka. Lyodra adalah anggota pengikut marava yang terakhir resign. Kacau, tim hanya bersisa 2 orang di tambah Hadinata masuk sebagai anak intern disana. cezka akan duaratus lebih gila sepertinya.

menscan ID card ku pada sebuah pintu elektronik menuju lift yang menjadi akses keluar masuk gedung lantai kami bekerja, aku hanya bisa menghela nafas dan berdoa bahwa cezka masih di beri kewarasan setelahnya.

Masalahnya terdapat pada Hadinata, adik bungsu yoshi yang sangat tengil. kalian tahu di keluarga kaya anak bungsu berperan menjadi apa, iya betul, manusia yang menghabiskan uang. Hadinata tidak sejelek itu, sebinal itu soal foya foya, tapi dirinya benar benar paling tidak berfungsi diantara keluarga bastoro lainya. mungkin bukan "tidak berfungsi" namun "belum berfungsi". Siapa tau suatu saat ia akan menjadi orang orang hebat seperti keluarga lainya.

tapi sepertinya cezka akan berhasil mendidik hadinata, bukan sepertinya tapi harus berhasil.

ya mungkin juga omonganku terlalu jahat soal hadinata. Biar saja bocah itu cezka yang mengurusi. Siang nanti akan ku tengok dia, semoga saja masih ada kewarasanya.

Pintu lift terbuka setelah menetap di besment dan naik ke lantaiku sekarang—lobby. Cukup ramai, dipenuhi oleh tim divisi pendataan yang penuh memeluk timbuhan kertas kertas. Mereka semua secara serempak memandangku dari atas hingga bawah, ekpresi mereka terkejut juga bingung, mungkin setelah melihat kalung ID Cardku yang bewarna toska mereka semua langsung mengerti.

Kalung idcard toska melambangkan dari divisi health and beauty. Divisi yang ke datangan atasan gila (aku).

Melangkahkan kakiku pada dalam lift, lalu menyentuh tombol lantai tujuh sebelum aku hanya berdiri bak patung di pojok ruang sempit ini. Aku harus bersyukur bahwa lift terbuka lebih cepat, hingga tampa berfikir panjang aku segera keluar dari kumpulan para divisi pendataan yang aku tahu mereka masih memandangiku dari atas hingga bawah.

Biarkan divisi lain mencela divisiku, aku tidak peduli karena yang terpenting pekerjaanku lebih mudah dengan seperti ini, yang terpenting gajiku masih terus mengalir pada rekeningku. omongan mereka hanya sebuah bentuk kecemburuan melihat divisiku yang di longgarkan dari aturan aturan disiplin lainya.

sepatu tinggiku menimbulkan suara gesekan yang cukup nyaring ketika dasarnya menyentuh lantai marmer mengkilap. Dua resepsionis yang duduk di belakang meja coklat kayu jati yang berpakaian ala maid maid jaman 90's tersenyum kepadaku, menunduk sambil menyapa pagi.

ku terima anggukan mereka sekilas sambil terus melangkahkan kaki masuk ke dalam lorong lorong kaca pemisah ruangan tim tim sesuai fungsi dan tujuan pekerjaanya. Kotak kotak meja kantor itu sudah ku buang sejak dulu, tergantikan pemisah kaca yang lebih sedap di lihat, tumbuhan tumbuhan serta ornamen kreatif penuh warna mengisi lantai tujuh dengan ceria.

di saat sedang memperhatikan ruang ruangan transparant serta teman teman kerja yang sedang berdiskusi, aku baru sadar di ujung lorong terdapat tiga pria berpakaian hitam serta berjaz yang sedang berbincang dengan bu Erica, mereka semua berbincang dengan langkah kaki terus berjalan menuju arahku, arah berlawanan denganku.

melihat hal ini buru buru aku pindahkan tas totebag putihku di kiri menjadi ke kanan. ku satukan telapak tanganku dan berdiri dengan benar, ketika kami benar benar berpapasan segera aku menunduk pada mereka.

Bu erica menyapaku, "pagi, ra."

karena sapaanya bu erica, tiga petinggi bst ini ikut menatapku dan melempariku senyuman. Director, ketua program, dan sekretaris director. Ketigamya cowo berjaz hitam yang mana ketika di lantai tujuh akan menjadi hal unik, hal paling normal diantara manusia manusia berpakaian nyentrik lainya.

"pagi bu, pak." kataku sambil menunduk, berusaha tetap memandang mereka dengan kepala rendah.

ADUH SEKETIKA AKU TIDAK ENAK DATANG SIANG SEPERTI INI. Terlihat seperti karyawan yang malas.

tentu saja sudah pulul setengah sembilan namun hanya satu foreman yang sudah sampai di kantor.

"Tolong ya ra, pantau team sdm buat soal projek 2-1" pesan bu erica singkat.

aku menganguk. "oke bu"

Kali ini, yogi ikut membuka suaranya. Komentarnya di awalny dengan senyuman manis, lalu suaranya yang bervolume pelan serta "Saya berharap walau divisi ini di beri kepercayaan soal kebebasan, pemisahan aturan. Para atasan seperi foreman tetap mencontohkan hal hal disiplin seperti biasanya, ya?Jangan terlalu sering datang siang seperti ini"

aku tersenyum menganguk walau sempat bertatap tatapan sejenak dengan bu Erica yang menahan senyumnya. "baik pak" balasku.

bu erica menambahkan, "baik pak, terima kasih atas kepercayaanya. Kami tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan perusahaan"

tetap professional walau tadi pagi kami masih terhubung panggilan dan saling menggoda satu sama lain. yogi tahu bahwa aku datang telat karena aku sudah bilang padanya, mungkin kala itu ia ingin menegurku tapi ia tahu diri peranya di luar kantor bukan sebagai atasanku.

diam diam aku menahan senyumku yang sampai ingin merobek mulutku.

"have a good day, ya." yogi menganguk padaku sebelum memimpin mereka bertiga untuk terus kembali berjalan.

sambil memperhatikan pungungnya, aku berusaha menata perasaanku kembali.

what a beautiful day, pagi pagi sudah di senyumin yogi walau harus kena semprot dulu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Top